1.
Anak Usia Dini Dikenalkan Antisipasi Kebakaran
Reporter :Nanang
Sugiyono | Editor : Nanang Sugiyono | Jumat, 05 Februari 2016 23:20 Wib.
Ratusan anak usia pendidikan anak usia dini
(paud) di kelurahan sungai bambu dan sunter jaya, kecamatan tanjung priok,
jakarta utara, mendapat sosialisasi kebakaran. Diharap, anak-anak usia dini
dapat mengerti penyebab dan bahayanya kebakaran.
" sosialisasi
kebakaran melalui anak-anak usia dini sangat penting agar anak-anak juga tahu
penyebab terjadinya kebakaran". Kepala
seksi pencegahan dan partisipasi masyarakat, sudin penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan jakarta utara, budi haryono mengatakan, sosialisasi kebakaran pada
anak paud melibatkan lebih dari 100 peserta. Materi yang disampaikan diharap dapat
meminimalisir kasus kebakaran di jakarta utara. Yang salah satunya disebabkan
anak-anak yang bermain api.
“sosialisasi kebakaran
melalui anak-anak usia dini sangat penting agar anak-anak tahu penyebab
terjadinya kebakaran. Selama ini, salah satu penyebab karena anak-anak bermain
api,” ujar budi, jumat (5/2). Dalam
kegiatan tersebut, selain diberi pemahaman penyebab dan bahaya kebakaran,
anak-anak juga diajarkan menyikapi kebakaran. Mulai dari harus menyampaikan
informasi hingga mempraktikkan pemadaman dengan menyemprotkan air dari selang
pemadam.
2.
Bahas Pendidikan, Kemdikbud Gelar Rembuknas
Jakarta - ratusan
stakeholder pendidikan akan berkumpul dalam Rembuk Nasional Pendidikan Dan
Kebudayaan (RNPK). Agenda tahunan ini dihelat pada 21-23 februari di pusat
pendidikan dan pelatihan KEMENDIKBUD di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
RNPK 2016 mengambil
tema "Meningkatkan Pelibatan Publik Dalam Membangun Ekosistem Pendidikan
Dan Kebudayaan Di Pusat Dan Daerah". Peserta RNPK 2016 tidak hanya datang
dari dunia pendidikan tetapi juga kalangan lain di masyarakat guna menampung
lebih banyak best practise pendidikan.
Kepala Biro
Perencanaan Dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud Suharti menyebut, tahun ini
rnpk akan membahas berbagai tema. "termasuk gerakan revolusi mental,
peningkatan akuntabilitas serta peningkatan kreativitas anak-anak dan pelaku
pendidikan, yang akan dibahas dalam sidang pleno," ujar suharti, seperti
dikutip dari laman kemdikbud, minggu (21/2/2016),
Sidang Pleno tersebut,
kata suharti, juga akan diisi oleh narasumber dari luar kalangan pendidikan
yaitu dunia usaha dan masyarakat umum. Ceo General Electric Handry Satriago,
Ade Irawan (Icw), Senior Advisor For Knowledge And Resource Center Abdul Malik
Gismar Serta Motivator Rene Suhardono (Indonesia Mengajar) diagendakan turut
menjadi narasumber sidang pleno rnpk
2016.
"para pembicara
tersebut dilibatkan agar pemerintah dapat mendengarkan aspirasi dari kalangan
yang memerlukan lulusan dunia pendidikan," imbuh suharti.
Selain sidang pleno,
peserta rnpk 2016 akan bersidang di tujuh komisi. Komisi 1 fokus pada
pembahasan tema paud dan dikmas dalam mencerdaskan masyarakat; komisi 2
membahas wajib belajar 12 tahun; komisi 3 tata kelola guru dan tenaga
kependidikan; komisi 4 kurikulum, penilaian, dan akreditasi; komisi 5 bahasa
indonesia sebagai bahasa internasional; komisi 6 membangun budaya dan budaya
membangun; serta komisi 7 efektivitas birokrasi, pelibatan publik, dan hubungan
pusat dan daerah.
Pembukaan rnpk 2016
malam ini dijadwalkan akan dilakukan oleh menteri koordinator pembangunan
manusia dan kebudayaan puan maharani. Sementara itu, hasil berbagai sidang di
rnpk 2016 akan menjadi rekomendasi perbaikan penyelenggaraan pendidikan di
tanah air.
"karena itulah,
keterlibatan masyarakat turut dipayungi. Sebab, bisa jadi mereka punya
solusi-solusi atas masalah pendidikan. Best practice terkadang sudah ada di
masyarakat," tandasnya.
3.
Sri Astuti Jadi Guru Besar Fakultas Teknik Arsitek
JAKARTA -- Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendata, keberadaan
guru besar di perguruan tinggi seluruh Indonesia masih terbatas, setidaknya
berjumlah 5.070 orang dari berbagai disiplin ilmu.
Kepala Biro Humas dan
Marketing Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Desy S Anas, mengatakan, dengan
keterbatasan guru besar tersebut kampus YAI mendukung peningkatan kualitas
pendidikan sehingga berdampak positif kepada masyarakat.
"Dari informasi
di Kemenristek Dikti yang saya peroleh saat ini saja guru besar di Kopertis
wilayah III saja berjumlah 379 orang dari berbagai disiplin ilmu," kata
Desy, dalam keterangannya, kemarin.
Sedangkan untuk guru
besar bidang Teknik arsitek di Kopertis wilayah III hanya terdapat tujuh orang
yang tersebar di lima universitas swasta.
"Di Universitas
UKI Jakarta dua orang, Universitas Trisakti dua orang, Universitas Persada
Indonesia (UPI-YAI) satu orang, di Universitas Tama Jagakarsa satu orang, dan
Universitas Tanri Abeng satu orang. Jadi kalau guru besar teknik arsitek adalah
guru besar yang masih terbatas," ujarnya.
Sebab itu, kata dia,
untuk meningkatkan kompetensi Universitas dalam Bidang Akademik, kampus YAI
mendorong hadirnya para guru besar dari kalangan civitas akademika dari ketiga
LPT-YAI, yaitu UPI-YAI, STIE YAI dan AA-YAI. Salah satu yang baru dikukuhkan
adalah Prof Sri Astuti Indriati, Ph.D menjadi guru besar Fakultas Teknik
Arsitek UPI-YAI.
"Acara pengukuhan
itu sendiri sudah terlaksana pada Jumat 12 Februari lalu. Di situ Prof. Sri
Astuti memaparkan isi ilmiahnya berjudul 'Arsitek Humanis: Pendekatan
Arsitektur Perilaku sebagai Konsep Dasar Perancangan Arsitektur Masa
Depan'," kata Desy.
Dari paparan Sri
Astuti, sambung Desy, pemilihan judul itu setelah melihat dan mendalami bidang
arsitektur yang senantiasa berkembang sangat maju seiring berjalannya waktu.
Sementara itu, Wakil
Rektor IV bidang Kerja Sama UPI YAI, Hary Agus Ph.D, menjelaskan, pengukuhan
guru besar salah satunya dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi perguruan
tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu, keberadaan
guru besar yang semakin banyak dapat memperkaya aset nasional.
No comments:
Post a Comment