Sunday, February 21, 2016

BERITA PENDIDIKAN

1.      Anak Usia Dini Dikenalkan Antisipasi Kebakaran
Reporter :Nanang Sugiyono | Editor : Nanang Sugiyono | Jumat, 05 Februari 2016 23:20 Wib.

Ratusan anak usia pendidikan anak usia dini (paud) di kelurahan sungai bambu dan sunter jaya, kecamatan tanjung priok, jakarta utara, mendapat sosialisasi kebakaran. Diharap, anak-anak usia dini dapat mengerti penyebab dan bahayanya kebakaran.
" sosialisasi kebakaran melalui anak-anak usia dini sangat penting agar anak-anak juga tahu penyebab terjadinya kebakaran". Kepala seksi pencegahan dan partisipasi masyarakat, sudin penanggulangan kebakaran dan penyelamatan jakarta utara, budi haryono mengatakan, sosialisasi kebakaran pada anak paud melibatkan lebih dari 100 peserta. Materi yang disampaikan diharap dapat meminimalisir kasus kebakaran di jakarta utara. Yang salah satunya disebabkan anak-anak yang bermain api.
“sosialisasi kebakaran melalui anak-anak usia dini sangat penting agar anak-anak tahu penyebab terjadinya kebakaran. Selama ini, salah satu penyebab karena anak-anak bermain api,” ujar budi, jumat (5/2). Dalam kegiatan tersebut, selain diberi pemahaman penyebab dan bahaya kebakaran, anak-anak juga diajarkan menyikapi kebakaran. Mulai dari harus menyampaikan informasi hingga mempraktikkan pemadaman dengan menyemprotkan air dari selang pemadam.
2.      Bahas Pendidikan, Kemdikbud Gelar Rembuknas
Jakarta - ratusan stakeholder pendidikan akan berkumpul dalam Rembuk Nasional Pendidikan Dan Kebudayaan (RNPK). Agenda tahunan ini dihelat pada 21-23 februari di pusat pendidikan dan pelatihan KEMENDIKBUD di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
 RNPK 2016 mengambil tema "Meningkatkan Pelibatan Publik Dalam Membangun Ekosistem Pendidikan Dan Kebudayaan Di Pusat Dan Daerah". Peserta RNPK 2016 tidak hanya datang dari dunia pendidikan tetapi juga kalangan lain di masyarakat guna menampung lebih banyak best practise pendidikan.
 Kepala Biro Perencanaan Dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud Suharti menyebut, tahun ini rnpk akan membahas berbagai tema. "termasuk gerakan revolusi mental, peningkatan akuntabilitas serta peningkatan kreativitas anak-anak dan pelaku pendidikan, yang akan dibahas dalam sidang pleno," ujar suharti, seperti dikutip dari laman kemdikbud, minggu (21/2/2016),
 Sidang Pleno tersebut, kata suharti, juga akan diisi oleh narasumber dari luar kalangan pendidikan yaitu dunia usaha dan masyarakat umum. Ceo General Electric Handry Satriago, Ade Irawan (Icw), Senior Advisor For Knowledge And Resource Center Abdul Malik Gismar Serta Motivator Rene Suhardono (Indonesia Mengajar) diagendakan turut menjadi narasumber sidang pleno rnpk 2016.
 "para pembicara tersebut dilibatkan agar pemerintah dapat mendengarkan aspirasi dari kalangan yang memerlukan lulusan dunia pendidikan," imbuh suharti.
 Selain sidang pleno, peserta rnpk 2016 akan bersidang di tujuh komisi. Komisi 1 fokus pada pembahasan tema paud dan dikmas dalam mencerdaskan masyarakat; komisi 2 membahas wajib belajar 12 tahun; komisi 3 tata kelola guru dan tenaga kependidikan; komisi 4 kurikulum, penilaian, dan akreditasi; komisi 5 bahasa indonesia sebagai bahasa internasional; komisi 6 membangun budaya dan budaya membangun; serta komisi 7 efektivitas birokrasi, pelibatan publik, dan hubungan pusat dan daerah.
 Pembukaan rnpk 2016 malam ini dijadwalkan akan dilakukan oleh menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan puan maharani. Sementara itu, hasil berbagai sidang di rnpk 2016 akan menjadi rekomendasi perbaikan penyelenggaraan pendidikan di tanah air.
 "karena itulah, keterlibatan masyarakat turut dipayungi. Sebab, bisa jadi mereka punya solusi-solusi atas masalah pendidikan. Best practice terkadang sudah ada di masyarakat," tandasnya.
 3.      Sri Astuti Jadi Guru Besar Fakultas Teknik Arsitek
 JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mendata, keberadaan guru besar di perguruan tinggi seluruh Indonesia masih terbatas, setidaknya berjumlah 5.070 orang dari berbagai disiplin ilmu.
 Kepala Biro Humas dan Marketing Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Desy S Anas, mengatakan, dengan keterbatasan guru besar tersebut kampus YAI mendukung peningkatan kualitas pendidikan sehingga berdampak positif kepada masyarakat.
 "Dari informasi di Kemenristek Dikti yang saya peroleh saat ini saja guru besar di Kopertis wilayah III saja berjumlah 379 orang dari berbagai disiplin ilmu," kata Desy, dalam keterangannya, kemarin.
 Sedangkan untuk guru besar bidang Teknik arsitek di Kopertis wilayah III hanya terdapat tujuh orang yang tersebar di lima universitas swasta.
 "Di Universitas UKI Jakarta dua orang, Universitas Trisakti dua orang, Universitas Persada Indonesia (UPI-YAI) satu orang, di Universitas Tama Jagakarsa satu orang, dan Universitas Tanri Abeng satu orang. Jadi kalau guru besar teknik arsitek adalah guru besar yang masih terbatas," ujarnya.
 Sebab itu, kata dia, untuk meningkatkan kompetensi Universitas dalam Bidang Akademik, kampus YAI mendorong hadirnya para guru besar dari kalangan civitas akademika dari ketiga LPT-YAI, yaitu UPI-YAI, STIE YAI dan AA-YAI. Salah satu yang baru dikukuhkan adalah Prof Sri Astuti Indriati, Ph.D menjadi guru besar Fakultas Teknik Arsitek UPI-YAI.
 "Acara pengukuhan itu sendiri sudah terlaksana pada Jumat 12 Februari lalu. Di situ Prof. Sri Astuti memaparkan isi ilmiahnya berjudul 'Arsitek Humanis: Pendekatan Arsitektur Perilaku sebagai Konsep Dasar Perancangan Arsitektur Masa Depan'," kata Desy.
 Dari paparan Sri Astuti, sambung Desy, pemilihan judul itu setelah melihat dan mendalami bidang arsitektur yang senantiasa berkembang sangat maju seiring berjalannya waktu.
 Sementara itu, Wakil Rektor IV bidang Kerja Sama UPI YAI, Hary Agus Ph.D, menjelaskan, pengukuhan guru besar salah satunya dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi perguruan tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu, keberadaan guru besar yang semakin banyak dapat memperkaya aset nasional.

No comments:

Post a Comment