Jakarta, 11 November 2015 23.20 WIB
Mungkin orang lain melihat saya itu
enak, mempunyai online shop yang sudah berjalan satu tahun dengan chanel yang
sudah bisa dibilang cukup lumayan. Namun tanpa mereka tahu bagaimana jatuh
bangunnya saya untuk merintis karir ini. sekarang yang mereka lihat adalah saya
bisa mempunyai uang. Pekerjaan tanpa terikat oleh suatu sistem yang mengikat
kita dengan berbagai aturan. Namun mereka tidak tahu. Seperti malam ini,
mungkin orang lain sudah larut dalam buaian malam. Namun bagi saya, jam seperti
ini masih sangat sore. Selesai dengan rekapan orderan dan posting produk jualan
saya di berbagai marketplace dan untuk saat ini saya baru concern dengan
Bukalapak dan Tokopedia saja. Tidak ada banyak waktu untuk melakukan posting produk
di berbagai marketplace karena saya harus membagi waktu antara jualan dan
kuliah saya yang baru menginjak semester 3.
Selain marketplace saya juga
memanfaatkan beberapa jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram
untuk berjualan. Memang hal ini agak mengganggu tugas-tugas kuliah saya. Namun
saya sadari uang pemberian dari orang tua saya tidak akan cukup untuk membayar
sewa kost dan makan saya selama satu bulan . kalau saya bandingkan. Mungkin
saya akan melihat enakan teman saya yang selalu mendapat kiriman cukup dari
orang tuanya. Tapi sekali lagi saya sadar, bukankah hidup itu hanya
sawang-sinawang kalau orang jawa bilang. Sawang artinya melihat, sinawang
artinya dilihat.
Pengertian sawang-sinawang memang diperuntukkan untuk bahasan orang lain
untuk diri kita. Kebanyakan orang melihat apa yang dilihat hanya dari kulit
luar saja. Padahal sejatinya apa yang dilihat tak seperti yang nampak secara
kasat mata. Bagi saya sawang sinawang memberikan nasehat yang sangat luhur
nilainya agar kita tak membanding-bandingkan apa yang dimiliki orang lain
dengan apa yang kita miliki. Melihat
orang lain lebih nyaman dari diri kita, melihat orang lain lebih enak dari
kita. Ya coba anda renungi tengoklah kedalam diri anda lagi. Benarkah apa yang
saya katakan. Ya sekali lagi karena
memang hal ini sangat manusiawi, karena saya sendiri sering mengalami
hal seperti itu.
Maka dari itu, dari sebuah
peribahasa luhur jawa “sawang sinawang” saya mulai menyimpulkan dan mengambil
pelajaran bahwa bagaimana kita bisa merasakan kenyamanan, bagaimana kita bisa
bersyukur dengan apa yang kita miliki kalau yang kita lihat adalah apa yang
dimiliki orang lain.