Friday, November 10, 2017

Arazi coffee

Tuesday, February 28, 2017

Aku Masih Menjadi Pria Itu

Maret telah tiba
Aku masih menjadi pria itu
Pria yang sama waktu berjumpa denganmu
Pria yang sama menaruh cinta padamu
Sedang dirimu
Entahlah
Barangkali segala rasamu lebih berpihak pada musim

Maret telah tiba
Dan aku tahu ada yang berbeda
Bukan pergantian musim dari hujan ke kemarau
Namun cintamu
Sudah tak lagi sama

Tak pernah aku menyesal pernah mengenalmu
Sebab Tuhan  begitu baik
Mengirimmu agar aku belajar merindui
Seperti aku rindu akan hujan
Maret telah tiba
Dan aku masih menjadi pria yang sama

Sunday, February 26, 2017

Wanayasa, Setelah Hujan Reda

Wanayasa setelah hujan reda, kabut tipis perlahan merendah, di senja yang sunyi seseorang merayakan sepi . Tapi ingatlah kekasih, sebelum bahagia moksa, aku masih beruntung. Telah aku kekalkan segala kenangan tentangmu pada rangkaian puisi meski kini harus berubah jadi air mata. Kepergianmu adalah bait-bait nyeri yang kini tengah aku rasakan. Meski hari ini sudah bulan kesekian semenjak ketiadaanmu, aku masih begitu jelas mengingat senyummu, mengingat kota-kota yang peenah kita singgahi. Di kedai ini, biarlah musim mencatat tentang kesetiaan seseorang yang telah ditinggalkan. Aku.

Wednesday, February 22, 2017

Di Kota itu Rindu bermuara

Di kota itu segala rindu bermuara.Rindu ketika menikmati senja dengan kabut tebal yang turun perlahan dari puncak lawu. Rindu ketika kakj tetap meminta berpijak pada satu tempat sembari menatap birunya Telaga Sarangan, sedang hawa dingin semakin menyerang. Dan rindu teramat kepada satu wanita di sana yang begitu setia mendengar cerita-cerita tanpa pernah berkata bosan. Rindu akan masakan-masakannya, serasa memanggil-manggil untuk segera pulang. Rindu kepada sosok pria yang begitu gigihnya berjuang demi anak-anaknya. Rindu pada suara-suara cericit burung di sekitar rumah yang masih bisa kita dengar setiap hari, rindu akan kokok ayam setiap pagi. Rindu akan segala yang ada disana...

Sunday, February 19, 2017