Saturday, March 19, 2016

Perbedaan Tulisan Puitis dengan Puisi

Seringkali pembaca terkecoh, bahkan penulisnya sendiri yang justru keliru penafsiran. Sebuah tulisan lewat penggalan-penggalan kalimat yang terangkai dari kosa kata cantik, sudah dianggap puisi. Padahal belum tentu tulisan tersebut adalah puisi, bisa saja itu adalah cuma disebut sebagai kalimat puitis.

Artinya. Kalimat puisi tergagas dari sebuah gejolak perasaan, yang terlahir akibat luapan perasaan seketika melihat atau mendengar sebuah peristiwa yang akhirnya mengusik nurani seseorang untuk melukiskan dalam bentuk bahasa. Bahkan, tanpa proses editing tapi makna yang tersirat jauh melampaui kata-kata yang tertuang. Energi yang terkandung di dalamnya dapat mengubah rasa sebelum dan setelah menuliskannya, begitu pula bagi pembacanya. Jika sebelum dan setelah membaca tulisan yang dianggap puisi, namun tidak berefek apa-apa bahkan sama sekali tidak mengusik, maka itu disebut puisi reject.

Sedangkan kalimat puitis, tercipta dari sebuah renungan kemudian tergagas untuk dilukiskan lewat pilihan kata-kata. Terjadi permainan tarik ulur bahasa, ditebang pilih kata, mirip ketika menulis kisah fiksi atau cerpen. Susunan kata-kata manis tersebut memang tampak memukau, tapi getaran energinya akan berhenti sebatas di pikiran saja. Rohnya mati. Arwahnya ngambang melayang-layang. Karena memang cara menulisnya lewat karang mengarang pikiran, dan maknanya pasti dari sudut realistis. Tulisan puitis yang terlahir dari pikiran puitis, tetapi jiwa penulisnya belum tentu puitis.

Contoh ringan:

Menjelang senja aku bernyanyi sendiri
Beranda rumah mungil berdinding biru muda
Seekor ulat bulu mengeja bebayangan hampir memudar

Cuaca masih sedikit lembab
Semilir angin mengelus pori-poriku
Daun berguguran sisa hujan ini siang
Beberapa ekor ayam berlarian menuju kandang
Langit menggulita
Suara adzan mulai mengalun
Selalu ada aroma manis disepotong sore
Indah...

Nah, bisa anda bedakan sendiri antara puisi dengan kalimat puitis?
Intinya. Puisi adalah bahasa ekspresi jiwa yang menusuk jantung hati penulisnya, sekaligus menggigit perasaan pembacanya. Sedangkan kalimat puitis bahasa ekspresi pikiran yang terangkai dari proses retorika, inspirasi yang dicari-cari.

No comments:

Post a Comment